Sabtu, 29 Februari 2020

Biografi Imam Syafi'i Lengkap Dari lahir

Garis Nasab Imam Syafi`i


Abu Abdullah Muhammad bin Idris Syafii al Muthalibi al Quraisyi,itulah nama lengkap dari Imam Syafii. Beliau adalah seorang mufti besar sunni , sekaligus pendiri mazhab Syafii. Berdasarkan pada silsilah, Imam Syafii termasuk dalam kerabat Rasulullah Saw, ia merupakan keturunan dari Bani Muthalib, saudara dari Hasyim yang merupakan buyut dari Rasulullah Saw. (Baca Juga : Rumah Rasulullah Di Makkah)

Peranan Ibu dalam Mendidik Imam Syafi'i


Imam an-Nawawi pernah menceritakan bagaimana peran ibunda Imam Syafi'i dalam mendidik Imam Syafi'i di waktu kecil. Ibunda Imam Syafi'i adalah seorang wanita berkecerdasan tinggi tapi miskin. Meski saat itu Ibunda Imam Syafi'i telah ditinggal oleh suaminya, dan hidup sebatang kara, hal itu tidak menghalangi sang ibu untuk menempatkan anaknya dalam kultur pendidikan agama yang terbaik di Mekkah. 

Dalam sebuah riwayat, Ibunda Imam Syafi’i pernah berdo’a sebagai berikut ; “Ya Allah, Tuhan yang menguasai seluruh Alam! Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju keridhaan-Mu. Aku rela melepaskannya untuk menuntut ilmu pengetahuan peninggalan Nabi-Mu. Oleh karena itu aku bermohon kepada-Mu Ya Allah permudahkanlah urusannya. Berikanlah keselamatan kepadanya, panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang berguna, Aamin!”


Kesungguhan Imam Syafi'i dalam menuntut ilmu Agama


Meskipun dibesarkan dalam keadaan yatim dan kondisi keluarga yang miskin, hal tersebut tidak menjadikan beliau rendah diri apalagi malas. Sebaliknya, keadaan itu membuat beliau makin giat menuntut ilmu. Beliau banyak berdiam di Masjid al-Haram dimana beliau menuntut ilmu pada ulamaulama dalam berbagai bidang ilmu. Kekuatan hafalan Imam Syafi'i sangat mencengangkan. Sampai-sampai seluruh kitab yang dibaca dapat dihafalnya. 

Ketika beliau membaca satu kitab beliau berusaha menutup halaman yang kiri dengan tangan kanannya karena khawatir akan melihat halaman yang kiri dan menghafalnya terlebih dahulu sebelum beliau hafal halaman yang kanan. Beliau juga telah mencapai kemampuan berbahasa yang sangat indah. Kemampuan beliau dalam menggubah syair dan ketinggian mutu bahasanya mendapat pengakuan dan penghargaan yang sangat tinggi oleh orang-orang alim yang sejaman dengan beliau. Demikian tinggi prestasi-prestasi keilmuan yang telah beliau capai dalam usia yang masih sangat belia, sehingga guru-gurunya membolehkan beliau untuk berfatwa di Masjid al-Haram. Ketika itu beliau bahkan baru mencapai usia 15 tahun.

Biografi Imam Syafi`i Lengkap

Kehidupan Imam Syafi'i Di Makkah

Imam Syafii Lahir dari rahim seorang ibu bernama Fatimah al- Azdiyah. Saat kelahirannya, Imam Syafii telah ditinggal wafat ayahnya yang bernama Idris bin Abbas. Dua Tahun setelah kelahirannya, sang ibu membawanya ke Makkah, yang merupakan tanah air dari nenek moyangnya. 
Imam Syafii tumbuh besar dalam keadaan yatim dengan asuhan ibunya. namun keadaan ini tak lantas membuatnya terlena dalam kedukaan serta kesengsaraan. Justru dengan keadaannya yang demikian, Imam Syafii dikenal sebagai anak yang sangat giat dalam belajar. Imam Syafii sangat gemar dalam menghafal. Tak heran di usianya yang masih begitu belia, ia telah menghafal al-Quran.
Di usianya yang telah menginjak umur belasan tahun, ketika ia sudah merasakan manisnya ilmu setelah menjadi tokoh dalam Ilmu bahasa Arab dan syairnya. Imam Syafii memulai mempelajari ilmu fiqih  dan berguru kepada mufti Makkah, yang saat itu diduduki oleh Muslim bin Khalid Az-Zanji. 
Tidak hanya kepada Muslim bin Khalid, ia juga berguru kepada Dawud bin Abdurrahman Al-Atthar,Muhammad bin Ali bin Syafii (paman Imam Syafii), Sufyan bin Uyainah, Abdurrahman bin Abi Bakr al Mulaiku, Said bin Salim, Fudhail bin Al-Ayyadl dan masih banyak lagi guru – guru Imam Syafii.
Ia pun mulai menonjol dan semakin terlihat  dalam bidang fiqih. Dan dalam beberapa tahun duduk di berbagai halaqah ilmu para ulama Fiqih, Imam Syafi’i sudah mendapatkan izin memberikan fatwa dari gurunya, Muslim bin Khalid Az Zanji di usianya 15 tahun. MasyaAllah.

Kehidupan Imam Syafi'i Di Madinah

Setelah ia banyak menghadiri halaqah ulama Fiqih di Makkah. Imam Syafi’i pergi ke Madinah untuk berguru ilmu fiqih kepada Imam Malik bin Anas. Pada majlis ini Imam Syafi’i menghafal dan memahami dengan cemerlang kitab al Muwattha’ karya Imam Malik. 
Dengan kecerdasan yang ia miliki, ia dapat menghafal seluruh isi kitab Muwattha’ hanya dalam 9 malam saja.Melihat ini, Imam Malik sangat mengagumi kecerdasannya.
Sama dengan saat ia berada di Makkah. Imam Syafi’i tak hanya berguru pada satu guru saja di Madinah, melainkan ia berguru kepada banyak ulama besar di sana yang sangat dikaguminya. 
Guru Guru Imam Syafi`i di antaranya adalah, Imam Malik bin Anas , Ibrahim bin Sa’ad, Ismail bin Ja’far, Atthaf bin Khalid, Abdul Aziz ad-Darawardi, dan ulama ulama lainnya.

Kehidupan Imam Syafi'i Di Mesir

Setelah dari Madinah, Imam Syafi’i melanjutkan perjalanan dalam pencarian ilmu menuju ke Yaman, kemudian ke Baghdad, dan berakhir di Mesir.  Ia pindah ke Mesir pada tahun 200 H. Dan  pada tahun 204 H di akhir bulan Rajab, Imam Syafi’i menghembuskan nafas terkahirnya.
Banyak karya yang ia hasilkan di sepanjang hidupnya, dan dari banyaknya karya yang ia hasilkan, kitab al Umm lah salah satu dari beberpa kitabnya yang kita kenal.
Sebagai penutup, kita akan menukil perkataan beliau dalam kitab al Umm, yang berbunyi:
“Kebaikan ada pada lima hal: kekayaan jiwa, menahan dari menyakiti orang lain, mencari rizki halal, taqwa dan tsiqqah kepada Allah……”